<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9202981452498695833\x26blogName\x3dCATATAN+KECILKU\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://dedirosadi.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://dedirosadi.blogspot.com/\x26vt\x3d2707515458521939877', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

CATATAN KECILKU

DEDI ROSADI BLOG

Terima Kasih Ibu.. Terima Kasih Bapak..

Senin, 09 Februari 2009

Kalau diingat-ingat perjalanan hidup keluarga beberapa tahun ke belakang, pasti saya bisa meneteskan air mata karena saya lahir dari keluarga yang pas-pasan, saya adalah anak pertama dari 6 bersaudara dan semua adik saya adalah laki-laki, jadi bisa anda bayangkan betapa beratnya orang tua kami membiayai kami dan mengurusi kami, belum lagi usia kami yang terpaut tidak jauh, rata2 beda 2 tahun.
Kedua orang tua saya cuma pedagang kecil bapak dulu berjualan dompet, ikat pinggang secara berkeliling dan kalau hari sabtu minggu dia jualan mainan anak2 di salah satu tempat wisata di kota ini, dan sekarang dia tidak lagi berjualan dompet, tapi berjualan sandal, kacamata dan lain2 di tempat hiburan dan itu pun cuma hari minggu saja sedangkan hari-hari biasa kadang dia jualan kadang nggak karena dia sibuk dengan organisasi kemasyarakatan dan kebetulan beliau adalah ketua RW di tempat kami tinggal, ibu saya berjualan pula, dia berjualan 3x sehari, pagi bubur ayam, siang mie kocok dan sore bubur kacang di tempat yang sama di area tempat hiburan yang kebetulan berdekatan dengan tempat kami tinggal, dan sekarang ibu saya berjualan bubur ayam dan mie kocok.
Tapi saya bangga kepada Orang tua, karena walaupun mereka pedang tapi mereka orang2 yang disegani dan dihormati (munkin karena jabatan RW kali yah..he.eh.e..), tapi tidak juga emang masyarakat mempunyai penilaian lain mengenai kami semua.
Mereka selalu bilang pada kami.. "walaupun bapak dan ibu harus banting tulang berjualan dari pagi hingga petang" tapi mereka bangga pada kami semua karena kami bisa menjadi anak2 yang mau menuruti perintah orang tua dan tidak terjerumus dalah hal-hal yang positif (karena kalau tau.. daerah kami adalah daerah rawan terhadap minuman keras, obat2an dll) jadi mereka bersyukur sekali karena semua anak2nya telah dewasa dan bekerja. Dan beliau selalu berharap (terutama ibu...) menginginkan anak2nya jadi seorang pegawai, dan tidak seperti mereka yang hanya pedagang, tapi walau bagaimana pun jiwa berdagang ada pada kami semua, ini terbukti kebiasan kami yang selalu ikut berjualan dan kadang berjualan sendiri pada saat2 tertentu, tapi kami semua memilih bekerja dan tidak ada yang mengikuti jejak orangtua kami berjualan, walaupun begitu kami semua adalah amphibi (bekerja iya.. berjualan jalan..he.he.e..) termasuk saya, dan nanti akan saya ceritakan bagaimana perjalanan saya selama bekerja dan berdagang.
Kini kami semua telah besar dan adikku yang paling kecil sekarang sudah bekerja, walaupun cuma pegawai kontrak di sebuah perusahaan swasta. Kalau ngomongin pendidikan di keluarga kami yang paling tinggi adalah adik saya yang tepat di bawah saya, karena dia bisa menamatkan kuliah sampai D1 (he.he.... cuma D1) semua rata2 tamatan STM, dan aku sendiri tamatan SMA dan sekarang bekerja di salah satu Perguruan Tinggi Ternama di Kota Bandung, dan pernah juga saya ikut kuliah sambil bekerja dan itu berlangsung sampai 4 semester karena beratnya biaya yang harus saya keluarkan. Banyak teman2 di kantor bilang.. "sayang sekali kenapa kamu ga di terusin kuliahnya??", saya jawab "gpp, males aja.." padahal dalam hati perang antara keinginan untuk meneruskan kuliah dan masalah biaya yang harus dikeluarkan, he.hee... yah.. sudahlah.. pupus saja harapan untuk menjadi seorang sarjana karena sekarang saya mempunyai harapan baru dan mungkin itu akan merubah semua hidup kami sekeluarga.. Amin...!!
Oh..iya hampir saya lupa.. setelah kuliah ga beres saya langsung nikah dengan seorang gadis yang bernama Dewi Anggraeni dan sekarang saya sudah di karunia seorang anak yang bernama Widiarosa, dan Insya Allah akan saya tulis juga perjalanan hidup saya bersama keluarga baru (maksudnya bersama istri saya he.he.e.e...).
Setelah kami besar kedua orang tua kami masih berjualan dan sekarang terlihat.. mereka begitu bahagia dan saya bisa merasakan kebahagiaan itu karena selalu terpancar cahaya itu, dan yang paling penting mereka bahagia karena kami semua telah besar dan bekerja walaupun kami tidak bisa membalas semua yang mereka berikan dari kami bayi hingga besar.
Terima kasih Bapak... Terima kasih Ibu.... engkau adalah teladan bagi kami, engkau telah memberikan semuanya.. tanpa meminta balas.. dan kami selalu mendoakan supaya sehat selalu dan kita bisa terus berkumpul terus...

Label: , , ,

posted by Dedi, 18.20 | link | 0 comments |